Pagi masih gelap dan SMK BOPKRI Wates sudah mulai ramai. Tidak biasa memang.
Ya iyalah, hari ini, kan, mau Kunjungan Industri!
Yihaaa.. piknik.. piknik..!!
Tahun ini, kita akan berkunjung ke Pulau Jawa bagian tengah. Iya, Jawa Tengah ..
Ya, nggak tengah-tengah amat, sih ..
Mau bilang Solo aja susah amat ..
1. PT Sri Rejeki Isman Tbk di daerah Jetis, Kecamatan Sukoharjo
2. Panti Wreda Hana masih di daerah Sukoharjo tapi ini di Grogol
3. Museum Purbakala Sangiran di.. ya, di Sangiran lah ..
4. Air Terjun Tawangmangu di Karanganyar
Kita cerita satu-satu, yaa ...
Yang pertama, setelah kumpul di sekolah kita menuju ke PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Sekilas tentang PT. Sritex ini, menurut pemaparan yang diceritakan sama mbak-mbaknya tadi (lupa namanya), PT. Sri Rejeki Isman Tbk ini adalah sebuah perusahaan tekstil dan garmen terintegrasi terbesar se Asia Tenggara yang semula berawal dari 2 kios kecil di Pasar Klewer. Perusahaan ini menyediakan jasa pengolahan kain dimulai dari pembuatan benang, hingga menjadi kain utuh, bahkan hingga menjadi pakaian siap pakai. Tak hanya itu, perusahaan ini juga menyediakan jasa desain motif yang mana telah merambah pasar dunia. Beberapa produknya bisa kita lihat dari pakaian-pakaian militer di lebih dari 30 negara, bahkan menjadi mitra resmi di luar Eropa yang memproduksi seragam militer untuk NATO. Dari yang anti peluru, anti air, anti api, anti nyamuk, anti musuh (yang ini bercanda) dll.
Keren, pokoknya ..
Sementara peserta Kunjungan Industri dari Proli Akuntansi dan Adm. Perkantoran berkeliling di pabrik, untuk peserta dari Proli Keperawatan melanjutkan perjalanan menuju Panti Wreda Asih. Di sana mereka diberikan pembekalan tentang Panti Wreda Asih. Panti Wreda Asih didirikan oleh Badan Antar Gereja Kristen Surakarta (BAGKS Surakarta) pada tanggal 01 April 1980. Pendirian Panti Wreda Asih bertujuan untuk melayani warga usia lanjut dengan terang kasih Kristus supaya mereka dapat mengalami kehidupan yang hangat dan damai, juga mendapat pelayanan kerohanian yang berkesinambungan. (Sumber: http://pantiwredaasih.org/).
Di sana mereka bertemu dengan Opa-opa (bukan kakak dalam bahasa Korea, yaa), ada Oma-oma juga. Kebayang nggak, sih, suatu hari nanti kita juga akan seperti mereka. Tingkahnya balik kayak anak kecil lagi yang kadang ngeselin, bikin repot, belum lagi yang mentalnya udah nggak stabil, tiba-tiba marah lah. Kemarin ada, lho, yang tiba-tiba masuk pas acara paparan. Marah-marah karena pintunya ditutup. Gerah katanya. Tapi beliau belum sadar kalau lagi ada acara. Begitu sadar, beliau yang malu-malu gitu sampai nutup mulut. Lucu ekspresinya. Dan bukannya pergi, dia malah cerita sendiri. Beliau nyeritain gimana beliau pas muda, kerjanya apa, pengalamannya apa.
Mereka sebenernya sama kayak kita, kok. Kita juga nggak seneng, kan, kalau permintaan kita nggak dipenuhi? Kita juga marah, kan, kalau omongan kita nggak didengerin? Paling efektif menghadapi mereka, ya, dengan cara menempatkan diri kita di posisi mereka. Rasain juga apa yang mereka rasain saat itu. Toh, suatu hari nanti kita juga akan sama kayak mereka.
Adanya panti jompo seperti ini sebenernya bagus. Cuma, kasihan aja ngeliat beliau-beliau ini harus "dititipkan" sementara kita yakin dalam hati mereka, mereka pasti pengennya kumpul sama anak cucu. Cuma, ya, karena kesibukan dan segala macam. Yang nggak mau direpotin lah, yang nggak mau disusahin lah. Meskipun di sini pun mereka tetap di beri fasilitas yang bisa membuat mereka nyaman, bahkan katanya pengurus panti ini juga rutin kirim surat ke keluarga mereka yang isinya adalah permintaan-permintaan kecil orang tuanya. Tapi kan, nggak bisa semudah itu menggantikan rasanya kebersamaan saat mereka benar-benar berkumpul dengan keluarga mereka.
Dan pada akhirnya, di sinilah mereka berkumpul. Bersama teman-teman senasib, seperjuangan. Sama-sama disisihakan dari keluarga. Jangan sampai orang tua kalian, kalian perlakukan seperti itu, ya. Saat kita kecil, mereka dengan penuh kesabaran dan kasih sayang merawat kita. Masa, saat mereka tua, di saat peran kita berganti menjadi sebaliknya, dengan teganya kita menitipkan mereka di tempat asing dan lebih mementingkan kesibukan kita masing-masing. Yang mereka butuhkan itu kehadiran kita. Bayangin, deh, mereka baru ngelihat kita saja sudah senang. Masa kita tega memisahkan diri dari mereka? Ya, nggak?
Oke. Galaunya udahan aja, yaa ..
Kita akan berlanjut ke objek selanjutnya, yaitu Museum Purbakala Sangiran.
Masuk ke area museum, kita akan di sambut sama patung kepala manusia purba yang gedenya ampun-ampunan. Masa iya, manusia purba jaman dulu kepalanya segede itu. Enggak lah, ya. Bercanda.
Kan, gedhe ..Gedhean mana sama yang paling kanan? |
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran ini adalah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pelestarian situs manusia purba yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan.
(Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmp/)
Di sensor, nggak, ya? :D |
Menyingkir dari museum purba, niatnya, sih, mau main ke Air Terjung di Tawangmangu. Cuma, karena udah kesorean, dan nggak mungkin banget lanjut jalan kesana karena keburu gelap, jadi batal, deh. Akhirnya langsung mampir ke rumah makan di Klaten buat makan malam, trus pulang ke Wates.
Well, walaupun objek terakhirnya nggak jadi dan membuat yang udah bawa ganti baju kecewa, tapi seneng lah bisa jalan-jalan. Kapan lagi bisa jalan bareng sama temen satu sekolah. Dapet banyak pelajaran, pengalaman. Ngelihat tempat-tempat baru.
Nah.. sampai jumpa di Kunjungan Industri selanjutnya :)
Comments
Post a Comment